Wednesday, April 06, 2005

Dia sebenarnya Laut ....

beberapa puisi yang sempat aku simpan dari seorang Laut yang merubah dirinya menjadi seorg gurun yang menantang matahari ..... dunia kecil yang penuh warna :)

galau....
gelisahku karna cinta hingga bayanganku berpudar senyap...
adakah tanggis itu untuk'ku jikalau sinar merahmu hanya berpijar
kenapa mesti pilu (namamu) bila langit tak bermatahari
namamu terpahat di tebing-tebing
di kumandangkan di setiap lembah
di puja di kaki-kaki langit
karena cinta bagi mu hanyalah kepercayaan dan kasih sayang bukan emosi dan napsu
cinta yang terbalut pegabdian seperti matahari yang menyinari bumi
langit yang setia pada bumi
dan aku yang meng-hambakan diriku padaMU
toek halil......
hari ini jam11.45 siang adasaatnya yang pergi akan kembali dan mungkin akan lebih baik.......
------------------------------------------
*Jalan berumput membebaskan langkah
Tanpa belenggu tanpa luka terkam menganga
Menjejaki duri – duri pada semak ilalang
Hingga berlari meninggalkan yang terduka
Aku terpana melihat harimau mengintai menerkam mangsa
Aku terpesona melihat kobra menyemburkan racunnya
disesalkannya matahari
disalahkannya rembulan
Benak, jangan kau menghitam
Saat merah di hati kian meradang
----------------------------------------------------------------
*geliatku dalam jemariMU
Gelisah lagi Mencengkam ulu hati ini

Resah lagi
Mengenggam pangkal hati ini

Terpanggil aku mendengar
Suaranya
Terniang akan gelak tawa mungkin
Dengan kumbang mainannya Aku adalah boneka.

mungkin Tak pernah hidup
Walau seaat
Meletak diri empunya nyawa
Cuma tuhan yang tahu erti tersirat

Aku mengidam kasih mungkin
Gagal aku bersuara melafas
Rasa yang terbuku
Terkubur mungkin

Ikat mengikat jiwa ini
Dengan lara yang tak sudah

Sentap menyentap
Dengan sendu yang terungkap

Biarkan
jari-jemari ini bermain tanpa arti

Mungkin
Itu sudah suratan
Yang mana pepatah ada melafas
Gading bernilai dapat ditangan
Tanduk disandar mana berguna
------------------------------------------------------------
*Setelah melintas gunung gemunung
kakiku menapak jejak-jejak yang tak tampak
Malam bagiku adalah irama degup jantung
pencarianku yang seperti tak ada ujung
Sementara matahari tak jemu merayuku
walau galau
wajahku membayang ditepi sebuah pintu
---------------------------------------------------------------

"Cakrawala itu luas sekali Diana, nanti setelah gerimis reda..kau naiklah meniti pelangiku warna-warni"
Setelah kepal tanganku kayuh perahu bersama basah pelupuk mataku jatuhkan tetesan air yang menyatu
pada gerimis pelangi-Mu setelah nelangsa sudah aku pada cakrawala yang menghampar didepan mata
tinggalkan jejakku yang tak beraturan
saat kukejar warna selendang jingga pelangi yang selalu kucari
Setelah itu rinduku pada-Mu Kekasih,
membuncah pada fikir yang tak bisa kucernakarena ternyata aku hanya sebuah nama,
pada tempat-Mu yang Maha Tinggi,
bukakan pintu itu,
sebab sore ini aku kembali
------------------------------------------------------------------------------------
*Aku bagai kapal di atas gelombang samudera
di permainkan badai
di hempas ombak
tiang layar yang selalu membawaku,
dan memberiku damai telah patah
kemudi dimana arah jalanku tak tahu entah kemana
hanya sepi dan gelap menemani perjalanku
kalau dulu pernah ada satu pelabuhan besar yang selalu menerima kapalku
kenapa tak aku cari saja pelabuhan lain yang mau menerima kapalku
karna tak selama langit tak bermatahari.

(Diantara perjalanan pulang dari bau2 ke ujung pandang 20 february 1998. )
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Saat ku resah bayangkan suramnya tarian hari
peluhku tak lagi meradang
Dan merah berubah marah,
Kelabu pun menjadi haru
Aku terseyum melayang jingkat di awang
Mebahana ilalang,menyibak ara
Sa'at duka terperih luka
Dan debu pun tak lagi menjadi batu
Hingga silaunya merah matahari tak lagi berwarna
Dan kepedihan adalah lara
Di ambang itu ke temukan diri mu.
( malang 13 juli 2002 pkl 1.30 siang )
--------------------------------------------------------------------------------------------------
*Aku tak takut Saat malaikat menginterograsiku
Karena
Di bibirku ada senyum manismu
Di hidungku ada harum nafasmu
Di telingaku ada bisik merdumu
Di mataku ada sorot teduhmu
Di dadaku ada dekap hangatmu
Di tubuhku ada belai mesramu
Di hatiku ada ukiran namamu
Di nadiku ada darah kasihmu
Aku tak takut
Saat malaikat menginterograsiku
Karena
Di sekujur jiwa ragaku
Ada semua tentangmu!
masih ada 3 coretanmu yang tersimpan .... dan mungkin ingin kamu lupakan .... tentang masa lalu yg membuatmu menjadi dirimu yang sekarang .....
thx dah berbagi denganku tentang warna warna yg ada didalam dirimu... waktu cepat berlalu ..dan ternyata sudah 4 tahun kita saling mengenal.... dengan kondisi yang sama..
aku kawanmu masih diam ditempat menunggu warna datang dan menghadapinya...
sedangkan dirimu .... mengejar warnamu hingga aku tak tahu kamu ada dimana.......
meski kamu datang kembali didepanku ... dan bercerita tentang warna itu ................
perulangan ..... aku diam mendengarkanmu .. sesekali kulontarkan senyumku .... dan ingin sekali aku berteriak padamuu,menyadarkanmu ...... seorang gurun itu adalah seorang laut .....
paham???

0 Comments:

Post a Comment

<< Home