Friday, April 29, 2005

message ...


" rasa hormat tidak akan pernah
membawa kepada persahabatan,
tapi
persahabatan tidak akan pernah ada
tanpa ada rasa hormat,
inilah yang
membuat persahabatan lebih daripada
sekedar rasa cinta"



wayang mbeling ...

Wayangmbeling

Gorawangsa Operasi Plastik!

<>
Love is never die, Cinta tak akan pernah mati. Itu yang dialami seorang pemuda bernama Gorawangsa. Meski Dewi Maerah telah menjadi istri orang, namun namanya terpatri indah di lubuk hati terdalam Gorawangsa. Dewi Maerah telah menjadi spirit of life, roh serta nafas hidup Gorawangsa, meski kini telah dimiliki laki-laki lain, namun cintanya tidak pernah berhenti.

Kasih tak sampai Gorawangsa, hampir-hampir menyesatkan jalan hidupnya. Kuliahnya nyaris DO, tiap malam pekerjaannya nongkrong diskotek, minum- minuman keras sampai lari ke barang haram narkoba.

Orang tuanya yang bingung mengirim Gorawangsa ke Antaboga. Center, lernbaga nondepartemen pusat rehabilitasi remaja bermasalah di Mathura yang didirikan oleh ISM, sukarelawan dan aktivis kemanusian yang tidak tertampung di kabinet Basudewa.

Berkat bimbingan yang telaten, keyakinan dan kesadaran Gorawangsa perlahan mulai tumbuh. Ia berhasil merampungkan skripsinya. Berbekal gelar sarjananya dia diterima menjadi CPNS. Meski sudah hidup normal dan menjadi pegawai negeri, cintanya pada Dewi Maerah tidak pernah hilang dari ingatan.

Tapi untuk mengembalikan wanita itu ke pangkuannya, rasanya mustahil. Dewi Maerah telah menjadi milik orang lain. Terlebih yang memiliki adalah bos dari segala bosnya negeri Mathura, Prabu Basudewa yang dilindungi para preman yang terkenal bengis dan supergalak di muka bumi.

Gorawangsa tak ingin grusa-grusu, dirinya tak mungkin melawan barikade tembok kekuasaan yang otoriter. Bisa-bisa dirinya dicincang atau dikurung seumur hidup dengan pasal pidana subversif, makar atau teroris.

Prinsip Gorawangsa, kekuatan tidak harus dilawan keras, kekuatan harus dilawan otak dan akal sehat. Dirinya, tak mungkin senekat Ken Arok atau setragis Pranacitra di negeri ketoprak,

Gorawangsa sekarang lebih banyak diam, tirakat, puasa Senin-Kamis, mutih dan ngrowot. Fasilitas dari Mbah Dukun, tidak juga dimanfaatkannya. Gorawangsa ingin Dewi Maerah mencintai dirinya natural, alamiah dan sepenuh hati, bukan hanya 40 hari dengan fasilitas pengasihan, kecubung wulung atau semar mesem, yang bisa terbahaya bagi anak keturunannya kelak.

Yang membuat Gorawangsa sedikit terhibur ketika datang surat Dewi Maerah saat valentine day yang lalu, yang benar-benar menyentuh hatinya. Padahal biasanya Dewi Maerah hanya titip salam atau SMS-an saja. Wanita itu merasa tidak bahagia menjadi istri ke tiga Prabu Basudewa.

Dalam suratnya Maerah berkeluh kesah. Secara material memang bergelimang, harta, punya istana, mobil sedan keluaran terbaru serta fasilitas duniawi yang lain. Tetapi kebahagiaan yang diimpikannya hanyalah dalam khayalan belaka, kasih sayang yang diinginkannya tak didapatkan. Kebutuhan ranjang seperti tak pernah tersentuh. Singkatnya Dewi Maerah butuh PIL yang bisa membunuh kesepiamnya,

"Bayangkan aja Mae Asa (panggilan akrab Gorawangsa) kalau aku minta dikeloni, harus sabar menanti giliran, kayak antre beras. Sudah gitu yang didahulukan istri pertamanya, Dewi Rohini. Terus istri keduanya Dewi Badraini. Aku hanya kebagian intipnya. Satu ronde sudah loyo. Siapa yang nggak gemes sih mas?" kata Dewi Maerah dalam suratnya dengan nada kesal.

Kemudian surat itu masih dilanjutkan yang intinya memuji keperkasaan Gorawangsa

Kerinduan Gorawangsa pun semakin menjadi. Dirinya benar-benar kasmaran dimabuk cinta berat. Dia seperti orang gila. Foto Dewi Maerah dipasang besar-besar, di baliho, spanduk, stiker, kaos, bendera dan pamflet. Mirip kampanye pemilu.

Tentu saja ulah Gorawangsa membuat pihak keamanan gerah, mengganggu ketentraman umum dan yang memberatkan lagi adalah pidana subversif, menghina, kepala negara Mathura karena Dewi Maerah istri sah Prabu Basudewa dilecehkan di muka umum.

Satu pasukan khusus Mathura dan para sniper jitu diterjunkan, khusus memburu Gorawangsa hidup atau mati. Tapi mereka tak bisa menemukan wajah Gorawangsa, sekalipun fotonya telah disebar ke seluruh Polsek dan Koramil di seentaro Mathura.

Kini justru Gorawangsa bisa menikmati angin segar kebebasan. Teknologi negeri Mathura yang masih cupet tak akan mungkin rnelacak Gorawangsa. Apa pasal? Gorawangsa ternyata telah operasi plastik, melalui seorang ahli bedah terkenal di negara tetangganya.

Lalu beayanya? selain uang sendiri , kekurangannya dibeayai Dewi Maerah.

Siapapun pasti akan pangling, karena telah berubah seratus delapan puluh derajad. Yang mengherankan, Gorawangsa yang hitam kelam kayak arang dan brangasan, kini tampak kalem seperti priyayi. Lebih heran lagi raut mukanya disulap persis dengan wajah Prabu Basudewa.

Skandal cinta Dewi Maerah-Gorawangsa pun mulus. Mereka bisa pacaran sepuasnya, sampai ngapal sekalipun karena tak akan ada yang menyangka jika ada Gorawangsa, wayang tiruan alias wayang imitasinya Basudewa.

Baru setelah Dewi Maerah telat menstruasi dan hasil medicalnya di Poliklinik Mathura dinyatakan positif hamil, Prabu Basudewa tampak tak percaya. Karena dirinya memang jarang meniduri Maerah.

"Apa mungkin kondom yang saya pakai bocor ya?" tanya Basudewa kepada dokter pribadinya.

Gorawangsa yang mendengar Basudewa tampak bloon hanya terkekeh.

Dan berharap Basudewa tidak mengakui bayi yang dikandung Dewi Maerah, serta mengusirnya, kemudian Gorawangsa bebas menikahi wanita pujaannya itu. ( Dalang: Ki Harsono Purbawaseso )

Tuesday, April 12, 2005

tak berjudul ...

11 april ...tanggal itu tepatnya kemaren ...
isenk ga ada yg mo di kerjain .. akhirnya pergi ke gramedia .. rencananya mo beli kartu ucapan buat vin ...
ga tau napa kok langsung kaki ku melangkah ke tmpt2 buku " sastra " ...
mo nyari buku teman ku yg kebetulan pengarang juga namanya rano zasano .. dan buku dia ga ada ...
trus aku liat sinopsis buku .... ama sedikit pusing.. karna aku anemia akhir2 ini ... tiba tiba aku membaca ..sebuah tulisan ... " perempuan yg mencintai laut " ..... pengen aku beli .. anatologi ttg cerpen perempuan ... cuman waktu itu ga bawa duit lebih :) ... sambil iseng2 liat buku yg laen ... aku liat buku2 yg di pajang di etalasenya ... lama aku berdiri membaca sebuah tulisan ...

" mungkin orang lain berharap akan menikahi orang yang di cintainya ... tetapi aku justru berharap akan mencintai orang yg akan menikahiku " ....... hihihihihihi .....

kata2 itu mengingatkanku pada dialog akhir sebuah film ... perempuan berkata .... " saat kita menikah,seorang suami dapat di jadikan sahabat dalam hidup istrinya ... tetapi aku seorang istri yang menikahi sahabatku untuk kujadikan suami dalam hidupku ...."

fiuh......... kepalaku pening ....

Wednesday, April 06, 2005

Dia sebenarnya Laut ....

beberapa puisi yang sempat aku simpan dari seorang Laut yang merubah dirinya menjadi seorg gurun yang menantang matahari ..... dunia kecil yang penuh warna :)

galau....
gelisahku karna cinta hingga bayanganku berpudar senyap...
adakah tanggis itu untuk'ku jikalau sinar merahmu hanya berpijar
kenapa mesti pilu (namamu) bila langit tak bermatahari
namamu terpahat di tebing-tebing
di kumandangkan di setiap lembah
di puja di kaki-kaki langit
karena cinta bagi mu hanyalah kepercayaan dan kasih sayang bukan emosi dan napsu
cinta yang terbalut pegabdian seperti matahari yang menyinari bumi
langit yang setia pada bumi
dan aku yang meng-hambakan diriku padaMU
toek halil......
hari ini jam11.45 siang adasaatnya yang pergi akan kembali dan mungkin akan lebih baik.......
------------------------------------------
*Jalan berumput membebaskan langkah
Tanpa belenggu tanpa luka terkam menganga
Menjejaki duri – duri pada semak ilalang
Hingga berlari meninggalkan yang terduka
Aku terpana melihat harimau mengintai menerkam mangsa
Aku terpesona melihat kobra menyemburkan racunnya
disesalkannya matahari
disalahkannya rembulan
Benak, jangan kau menghitam
Saat merah di hati kian meradang
----------------------------------------------------------------
*geliatku dalam jemariMU
Gelisah lagi Mencengkam ulu hati ini

Resah lagi
Mengenggam pangkal hati ini

Terpanggil aku mendengar
Suaranya
Terniang akan gelak tawa mungkin
Dengan kumbang mainannya Aku adalah boneka.

mungkin Tak pernah hidup
Walau seaat
Meletak diri empunya nyawa
Cuma tuhan yang tahu erti tersirat

Aku mengidam kasih mungkin
Gagal aku bersuara melafas
Rasa yang terbuku
Terkubur mungkin

Ikat mengikat jiwa ini
Dengan lara yang tak sudah

Sentap menyentap
Dengan sendu yang terungkap

Biarkan
jari-jemari ini bermain tanpa arti

Mungkin
Itu sudah suratan
Yang mana pepatah ada melafas
Gading bernilai dapat ditangan
Tanduk disandar mana berguna
------------------------------------------------------------
*Setelah melintas gunung gemunung
kakiku menapak jejak-jejak yang tak tampak
Malam bagiku adalah irama degup jantung
pencarianku yang seperti tak ada ujung
Sementara matahari tak jemu merayuku
walau galau
wajahku membayang ditepi sebuah pintu
---------------------------------------------------------------

"Cakrawala itu luas sekali Diana, nanti setelah gerimis reda..kau naiklah meniti pelangiku warna-warni"
Setelah kepal tanganku kayuh perahu bersama basah pelupuk mataku jatuhkan tetesan air yang menyatu
pada gerimis pelangi-Mu setelah nelangsa sudah aku pada cakrawala yang menghampar didepan mata
tinggalkan jejakku yang tak beraturan
saat kukejar warna selendang jingga pelangi yang selalu kucari
Setelah itu rinduku pada-Mu Kekasih,
membuncah pada fikir yang tak bisa kucernakarena ternyata aku hanya sebuah nama,
pada tempat-Mu yang Maha Tinggi,
bukakan pintu itu,
sebab sore ini aku kembali
------------------------------------------------------------------------------------
*Aku bagai kapal di atas gelombang samudera
di permainkan badai
di hempas ombak
tiang layar yang selalu membawaku,
dan memberiku damai telah patah
kemudi dimana arah jalanku tak tahu entah kemana
hanya sepi dan gelap menemani perjalanku
kalau dulu pernah ada satu pelabuhan besar yang selalu menerima kapalku
kenapa tak aku cari saja pelabuhan lain yang mau menerima kapalku
karna tak selama langit tak bermatahari.

(Diantara perjalanan pulang dari bau2 ke ujung pandang 20 february 1998. )
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Saat ku resah bayangkan suramnya tarian hari
peluhku tak lagi meradang
Dan merah berubah marah,
Kelabu pun menjadi haru
Aku terseyum melayang jingkat di awang
Mebahana ilalang,menyibak ara
Sa'at duka terperih luka
Dan debu pun tak lagi menjadi batu
Hingga silaunya merah matahari tak lagi berwarna
Dan kepedihan adalah lara
Di ambang itu ke temukan diri mu.
( malang 13 juli 2002 pkl 1.30 siang )
--------------------------------------------------------------------------------------------------
*Aku tak takut Saat malaikat menginterograsiku
Karena
Di bibirku ada senyum manismu
Di hidungku ada harum nafasmu
Di telingaku ada bisik merdumu
Di mataku ada sorot teduhmu
Di dadaku ada dekap hangatmu
Di tubuhku ada belai mesramu
Di hatiku ada ukiran namamu
Di nadiku ada darah kasihmu
Aku tak takut
Saat malaikat menginterograsiku
Karena
Di sekujur jiwa ragaku
Ada semua tentangmu!
masih ada 3 coretanmu yang tersimpan .... dan mungkin ingin kamu lupakan .... tentang masa lalu yg membuatmu menjadi dirimu yang sekarang .....
thx dah berbagi denganku tentang warna warna yg ada didalam dirimu... waktu cepat berlalu ..dan ternyata sudah 4 tahun kita saling mengenal.... dengan kondisi yang sama..
aku kawanmu masih diam ditempat menunggu warna datang dan menghadapinya...
sedangkan dirimu .... mengejar warnamu hingga aku tak tahu kamu ada dimana.......
meski kamu datang kembali didepanku ... dan bercerita tentang warna itu ................
perulangan ..... aku diam mendengarkanmu .. sesekali kulontarkan senyumku .... dan ingin sekali aku berteriak padamuu,menyadarkanmu ...... seorang gurun itu adalah seorang laut .....
paham???